Kamis, 31 Januari 2013

Receh For Books Challenge 2013



Nggak sengaja nemu challenge ini waktu iseng-iseng blog walking. Challenge ini bukan meminta kita untuk baca buku, tapi mengumpulkan uang receh selama setahun dan nanti receh yang terkumpul dipakai untuk membeli buku!

Udah lama banget nggak nabung receh dan belum pernah ngerasain punya celengan, nih. Jadinya pengin coba-coba ikutan karena sepertinya seru!

Kalau kamu tertarik ikutan, langsung aja ke sini!

Selasa, 29 Januari 2013

Sunshine Becomes You by Ilana Tan

4 Stars
Judul: Sunshine Becomes You
Penulis: Ilana Tan
Genre: Romance
Sinopsis:


“Walaupun tidak ada hal lain di dunia ini yang bisa kaupercayai, percayalah bahwa aku mencintaimu. Sepenuh hatiku.”

Ini adalah salah satu kisah yang terjadi di bawah langit kota New York…
Ini kisah tentang harapan yang muncul di tengah keputusasaan…
Tentang impian yang bertahan di antara keraguan…
Dan tentang cinta yang memberikan alasan untuk bertahan hidup.

Awalnya Alex Hirano lebih memilih jauh-jauh dari gadis itu—malaikat kegelapannya yang sudah membuatnya cacat.
Kemudian Mia Clark tertawa dan Alex bertanya-tanya bagaimana ia dulu bisa berpikir gadis yang memiliki tawa secerah matahari itu adalah malaikat kegelapannya.

Awalnya mata hitam yang menatapnya dengan tajam dan dingin itu membuat Mia gemetar ketakutan dan berharap bumi menelannya detik itu juga.
Kemudian Alex Hirano tersenyum dan jantung Mia yang malang melonjak dan berdebar begitu keras sampai Mia takut Alex bisa mendengarnya.

Review:
Saya suka buku ini. Sesederhana itu. Dari waktu baca tetralogi 4 musim, saya udah menyukai cara Ilana Tan bercerita. Kata-kata yang dipakai nggak puitis, mudah buat dibaca dan dipahami banget. Saat membacanya, saya bisa sambil membayangkan adegan dalam cerita itu seperti dalam sebuah film. Plot yang manis ini bikin saya terhanyut. Bagaimana ketika Mia Clark bertemu untuk pertama kalinya dengan Alex Hirano, bagaimana cinta di antara mereka bertumbuh perlahan-lahan secara alami... semuanya itu saya suka. Dan saya bisa memahami perasaan Mia Clark yang tidak ingin berpacaran karena kondisinya yang nggak menentu itu, juga bisa mengerti kenapa Mia Clark sempat menghindari Alex Hirano ketika dia sendiri menyadari kalau dia mencintai pemuda itu. Meskipun buat segelintir orang, tindakan itu bodoh, tapi orang-orang yang dalam keadaan seperti Mia Clark menganggap itu penting karena mereka nggak mau setelah berpacaran lalu mereka terpaksa meninggalkan pacar mereka melalui kematian.

Dan saya penasaran, seenak apa kopi buatannya Mia Clark! xDDD

Senin, 21 Januari 2013

Tuesdays with Morrie by Mitch Albom


5 stars or more!
Judul: Tuesdays with Morrie
Penulis: Mitch Albom
Genre: Inspirational, Non-Fiction, Memoir, Psychology
Sinopsis:

"Saya suka buku ini... sebuah kisah nyata yang seperti lembayung senja masih meninggalkan terang dan kehangatannya bagi kita." Amy Tan

Bagi Anda mungkin ia sosok orangtua, guru, atau teman sejawat. Seseorang yang lebih berumur, sabar dan arif, yang memahami Anda sebagai orang muda penuh gelora, yang membantu Anda memandang dunia sebagai tempat yang lebih indah, dan memberitahu Anda cara terbaik untuk mengarunginya. Bagi Mitch Albom, orang itu adalah Morrie Schwartz, seorang mahaguru yang pernah menjadi dosennya hampir dua puluh tahun yang lampau.

Barangkali, seperti Mitch, Anda kehilangan kontak dengan sang guru sejalan dengan berlalunya waktu, banyaknya kesibukan, dan semakin dinginnya hubungan antarmanusia. Tidakkah Anda ingin bertemu dengannya lagi, untuk mencari jawab atas pertanyaan-pertanyaan besar yang masih menghantui Anda, dan menimba kearifan guna menghadapi hari-hari sibuk Anda dengan cara seperti ketika Anda masih muda? 

Bagi Mitch Albom kesempatan kedua itu ada karena suatu keajaiban telah mempertemukannya kembali dengan Morrie pada bulan-bulan terakhir hidupnya. Keakraban yang segera hidup kembali di antara guru dan murid itu sekaligus menjadi sebuah ''kuliah'' akhir: kuliah tentang cara menjalani hidup. Selasa Bersama Morrie menghadirkan sebuah laporan rinci luarbiasa seputar kebersamaan mereka.

My Review:

Rasanya tidak salah kalau saya bilang buku ini bukan sekedar bacaan semata tapi sebuah hadiah yang bakal terus saya ingat sampai seumur hidup saya. Tiab bab buku ini mengajarkan banyak sekali hal berharga tentang kehidupan, hal-hal yang membuka mata saya lebih lagi tentang bagaimana menjalani kehidupan dengan lebih baik... juga menyadarkan saya bahwa hal-hal yang sudah berlalu dari hidup saya juga merupakan pelajaran tersendiri yang begitu berharga.

Dan tentunya, buku ini juga memberikan semangat baru buat saya (dan saya yakin juga buat semua orang yang membacanya) untuk menyikapi hidup dengan pandangan yang benar. Bahwa tujuan hidup manusia bukanlah harta, status, popularitas... tapi untuk memberikan hidup kita buat orang-orang yang ada di sekitar kita dengan penuh kasih.

Ada satu kisah yang diceritakan Morrie di buku ini yang membuat saya tersenyum. Dulu, saya selalu merasa sesak bila harus terus-terusan ada di rumah bersama keluarga saya. Ada-ada saja alasan yang saya temukan untuk saya berkeluh-kesah hingga akhirnya membuat saya merasa muak dan ingin pergi jauh-jauh, tinggal sendiri dan berpikir dengan begitu saya bisa menjalani hidup saya dengan lebih baik.

Saya... adalah tipikal orang yang tak bisa dengan mudah mengungkapkan apa yang ada di hati saya pada orang-orang rumah karena trauma masa kecil di mana saya merasa tidak satu pun dari mereka yang mau tahu apa yang saya inginkan dan mereka seringkali menyepelekan apa yang saya cita-citakan.. bahkan menjatuhkan saya dengan berkata saya tak mungkin menggapai apa yang saya impikan. Dan itu menyebabkan saya sampai dewasa merasa saya tak perlu lagi mengatakan apa-apa karena saya takut dengan penolakan yang mungkin akan saya dapatkan. Lalu pada suatu hari saya mengetahui saya sakit. Dan penyakit itu membuat saya melepas mimpi-mimpi saya. Keinginan saya untuk menjadi penyanyi, keinginan saya untuk bekerja di bidang entertainmen... sampai gairah saya untuk menulis cerita. semuanya lenyap begitu saja karena saya begitu mengasihani diri saya sendiri. Kebodohan lain yang kemudian menyusul, saya benar-benar pergi dari rumah. Saya sengaja mencari pekerjaan yang membuat saya harus menyewa kamar kos dan pulang seminggu sekali.

Saat itu... saya merasakan kebebasan. Saya tak perlu mendengar hal-hal yang tak ingin saya dengar. Saya juga tak perlu takut ketahuan ketika penyakit saya kambuh dan membuat saya terpaksa menahan rintihan saya. Juga... saya memang waktu itu berpikir untuk tidak menambah kesulitan keluarga yang sedang bangkrut.

Saya tahu perbuatan saya waktu itu salah. Tapi tetap saja... seperti yang Tuhan katakan lewat firman-Nya, tak ada sesuatu pun yang terjadi tanpa campur tangan-Nya. Semua hal yang terjadi adalah rencana-Nya. Dan semuanya adalah baik.

Karena saya sakit, banyak teman-teman yang meninggalkan saya. Satu per satu mulai hilang. Teman yang biasanya menelepon saya setiap minggu untuk mengajak saya jalan-jalan, hilang. Saya tahu mereka malas mengajak saya karena tubuh saya yang lemah waktu itu seringkali menghambat dan membuat acara yang seharusnya menyenangkan jadi tidak enak. Dan saya cukup tahu diri untuk menyadari bahwa keberadaan saya membebani mereka. Membuat kesenangan mereka berkurang. Jadi, saya tidak berusaha mencari mereka. Saya menikmati kesendirian saya.

Banyak yang pergi... tapi ternyata Tuhan memang tidak pernah meninggalkan saya. Dia memberi saya teman-teman baru yang dengan senang hati membantu saya, menolong saya tiap kali saya butuh. Teman-teman yang selalu datang saat saya menelepon mereka, teman-teman yang siap ketika penyakit saya kambuh di tempat yang tidak tepat. Mereka mau menggandeng saya, membawakan barang-barang saya. Saya jadi tahu... siapa yang benar-benar teman sejati dan siapa yang bukan.

Teman-teman baru saya ini selalu memaksa saya untuk pulang ke rumah karena mereka khawatir dengan kondisi saya. Tapi waktu itu saya selalu berkelit. Selalu menolak. Meski begitu pada akhirnya, saya memutuskan untuk pulang lagi ke rumah. Menghadapi semuanya. Memberitahu orangtua tentang kesehatan saya dan menjalani apa pun yang harus saya jalani. Ajaibnya, tak lama setelah itu kesehatan saya berangsur-angsur pulih... saya tak perlu menjalani pengobatan yang seharusnya dijalani oleh orang-orang yang mengalami penyakit seperti saya. Saya sembuh.

Ketika saya membaca kata-kata Morrie tentang keluargalah... saya sadar bahwa di dunia ini... orang-orang yang akan terus ada di samping saya adalah keluarga. Orang-orang yang mati-matian saya hindari selama ini. Saya tak bisa menggantungkan diri pada teman, pada pacar... karena pada akhirnya, yang akan selalu ada di sisi saya dan mendukung saya adalah orangtua saya.

Buku Tuesdays with Morrie ini... kalau harus dijabarkan satu per satu... bisa-bisa review saya akan jadi satu buku sendiri. Daripada begitu... bukankah lebih baik kalau Anda membacanya sendiri dan mendapatkan pengalaman pribadi bersama Morrie?

Dan selalu ingat... bahwa Tuhan selalu bekerja pada waktu-Nya. Di waktu yang tepat, bukan di waktu yang kita inginkan. Saya yang sempat merasa mimpi saya sudah berakhir, ternyata kini diberikan jalan untuk menggapai salah satu mimpi saya... untuk menjadi penulis. Saya... akan mendaki bukit mimpi saya dengan sebaik-baiknya meski perjalanan itu bukanlah perjalanan yang mudah. Saya akan terus maju.

SEMANGAT!!

Rabu, 16 Januari 2013

Hopeless by Colleen Hoover

5 Stars
Title: Hopeless
Author: Colleen Hoover
Genre: Contemporary Romance, Young Adult
Synopsis:


Sometimes discovering the truth can leave you more hopeless than believing the lies…

That’s what seventeen-year-old Sky realizes after she meets Dean Holder. A guy with a reputation that rivals her own and an uncanny ability to invoke feelings in her she’s never had before. He terrifies her and captivates her all in the span of just one encounter, and something about the way he makes her feel sparks buried memories from a past that she wishes could just stay buried.

Sky struggles to keep him at a distance knowing he’s nothing but trouble, but Holder insists on learning everything about her. After finally caving to his unwavering pursuit, Sky soon finds that Holder isn’t at all who he’s been claiming to be. When the secrets he’s been keeping are finally revealed, every single facet of Sky’s life will change forever.

My Review:
This is the first time I read Colleen Hoover's book. And just by looking at how much stars I gave for this book, you will find out that I'm in love with her. And I am planning to read the other books by her. ^^

I am so envy with Sky to have a gorgeous boyfriend like Dean Holder. Omg, I couldn't stop fangirling and screaming in my head everytime Holder said something so sweet yet encouraging. He is really really sweet and understanding. If only I could make a wish, I will wish for someone just like Dean Holder to spend my days until forever. xDDD

Oh, and in my head, I pictured Dean Holder as Benedikt Angerer.


And I even used his picture as my phone's wallpaper LOLOLOL....

I loved how the story going, the plot, everything. Even I already could tell what kind of ending I would have, it is still heart warming in the end. I even shed some tears at some scenes!

Unfortunately, I really want to see Six more in the story... she's really a great BFF to Sky, but she's not appearing so much after she went to Italy. But it's fine... as long as Dean Holder always exist hahaha....

Love this book!

Senin, 14 Januari 2013

Gone (Gone #1)


5 stars
Title: Gone
Author: Michael Grant
Genre: Young Adult, Dystopia
Synopsis:
In the blink of an eye. Everyone disappears. GONE.

Except for the young. Teens. Middle schoolers. Toddlers. But not one single adult. No teachers, no cops, no doctors, no parents. Just as suddenly, there are no phones, no internet, no television. No way to get help. And no way to figure out what's happened.

Hunger threatens. Bullies rule. A sinister creature lurks. Animals are mutating. And the teens themselves are changing, developing new talents--unimaginable, dangerous, deadly powers--that grow stronger by the day.

It's a terrifying new world. Sides are being chosen, a fight is shaping up. Townies against rich kids. Bullies against the weak. Powerful against powerless. And time is running out: On your birthday, you disappear just like everyone else...

My Review:

Amazing! The main idea is brilliant... I was really enjoying the story from the start and can't wait to start reading the second book.

But what surprised me the most was that Michael Grant's wife is Katherine Applegate... she's the author of Animorphs, isn't she? xDD She's my favorite author ever!!

Well, let's back to Gone. LOL.

The story started with a teacher that suddenly dissapear with one of Sam's class student. And then Sam and the others realized that all the adults were gone... and everyone who already 15 years old. Can you imagine what kind of chaos would happen in a situation like that? 14 years and under were everywhere... and what happened to Lana when she were in a truck with her grandfather and he was gone in a sudden... Lana got injured really bad and she could die if she didn't get the healing power....
And I believe not everyone was so lucky as Lana... what about babies? No one took care of them at home. What if the parents were cooking when the dissapearing happened?

And then, kids from Coates came to Perdido Beach, causing trouble... And not just that... there were beasts... and kids starting to get new powers... and the Darkness...

Well, if I have to choose my favorite character... I will choose Sam. And the one I really don't like is Quinn. I hope Quinn will be more brave in second book.

Sabtu, 12 Januari 2013

Our Story by Orizuka

5 stars
Judul: Our Story
Penulis: Orizuka
Genre: Young Adult
Sinopsis:


Masa SMA.
Masa yang selalu disebut sebagai masa paling indah,
tapi tidak bagi anak-anak SMA Budi Bangsa.

SMA Budi Bangsa adalah sebuah SMA di pinggiran ibukota yang terkenal dengan sebutan SMA pembuangan sampah, karena segala jenis sampah masyarakat ada di sana.

Preman. Pengacau. Pembangkang. Pembuli. Pelacur.

Masuk dan pulang sekolah sesuka hati.
Guru-guru honorer jarang masuk dan memilih mengajar di tempat lain.
Angka drop out jauh lebih besar daripada yang lulus.

Sekilas, tidak ada masa depan bagi anak-anak SMA Budi Bangsa,
bahkan jika mereka menginginkannya.

Masa SMA bagi mereka hanyalah sebuah masa suram yang harus segera dilewati.

Supaya mereka dapat keluar dari status 'remaja' dan menjadi 'dewasa'.
Supaya tak ada lagi orang dewasa yang bisa mengatur mereka.
Supaya mereka akhirnya bisa didengarkan.

Ini, adalah cerita mereka.


My Review:
Duh, saya suka banget sama cerita sekolahan yang kayak begini. Makasih karena Orizuka udah menulis cerita ini dengan sangat baik, kata-katanya mengalir banget dan bikin saya bisa membayangkan setiap adegannya di dalam kepala seperti sebuah film. Tokoh-tokohnya kuat dan konflik-konflik yang ada di dalam cerita juga sangat remaja banget. Isu-isu seperti narkoba, seks bebas, tawuran, sampai anoreksia ada di buku ini.

Di buku ini, pembaca diperlihatkan sisi lain dari kehidupan anak-anak remaja yang biasanya hanya dipandang sebelah mata sama orang-orang. Bener banget, masyarakat seringkali cuma melihat apa yang ada di luar tapi nggak pernah mau tahu apa yang ada di dalam... bahwa setiap hal terjadi atau seseorang bisa menjadi 'sesuatu' itu karena ada penyebabnya, bukan semata-mata karena mereka memang sukarela mau jadi seperti itu. Dianggap sampah tanpa ada yang mau memahami mereka.

Intinya, saya suka banget sama buku ini... makasih ya A.S. Dewi udah minjemin saya buku ini.

Jadi pengen punya... #eh

Hmm... kalau ditanya tokoh mana yang saya paling suka... saya nggak bisa memutuskan. Semuanya saya suka!! #serakah

Kamis, 10 Januari 2013

The Giving Tree by Shel Silverstein

5 stars
Title: The Giving Tree
Author: Shel Silverstein
Genre: Children literature, classic, inspirational, fantasy
Synopsis:

'Once there was a tree...and she loved a little boy.'
So begins a story of unforgettable perception, beautifully written and illustrated by the gifted and versatile Shel Silverstein.
Every day the boy would come to the tree to eat her apples, swing from her branches, or slide down her trunk...and the tree was happy. But as the boy grew older he began to want more from the tree, and the tree gave and gave and gave.
This is a tender story, touched with sadness, aglow with consolation. Shel Silverstein has created a moving parable for readers of all ages that offers an affecting interpretation of the gift of giving and a serene acceptance of another's capacity to love in return.

My Review:
The story is really simple, short one but yet touching my heart so deep. I couldn't help my self not to cry a bit. The love of the giving tree reminded me to the unconditional love of God, of my parents. How the tree always giving everything she could to the boy who was really selfish and self-centered... even when she already got nothing to give. And somehow this story also made me thinking about my self... how I also did the same thing like the boy to God... to my parents up until now. I really have to do something to payback... :")

Really... this story is so inspirational.

Sabtu, 05 Januari 2013

Seoulmate is You by Lia Indra Andriana

3.5 bintang
Judul: Seoulmate is You
Penulis: Lia Indra Andriana
Genre: Fantasi, Romance, YA
Sinopsis:

Jika kebenaran itu beresiko, mampukah kau mengatakannya?

Sebagai seseorang yang diberi kemampuan bisa melihat hantu, diikuti oleh seorang hantu adalah hal yang lumrah bagi Kim Sun. Namun saat kekasihnya dibuntuti oleh seorang Hantu Rambut Mie mengerikan siang dan malam, Sun tahu ia harus melindungi kekasihnya itu.

Belum sempat mengusir Hantu Rambut Mie yang suka berteriak itu itu, Siwon—ketua organisasi ‘penyalur hantu’ bernama SeoulMate tempat Sun bekerja—mengatakan bahwa ada sebuah organisasi bernama Memory Maker yang berusaha mengacaukan kehidupan hantu dan manusia. Dan sepertinya, kehadiran Hantu Rambut Mie ini berhubungan dengan Memory Maker. Apakah itu artinya kekasih Sun juga ada dalam bahaya?

Sekarang, saatnyalah untuk memberitahu kekasihnya bahwa ia memiliki kemampuan bisa melihat hantu. Tapi, apakah itu langkah yang tepat?

My Review:
Cover bukunya manis banget, ya! Saya tanpa ragu membeli buku ini setelah membaca Seoulmate—buku pertamanya. Di buku ini, kisah cinta Sun dengan Jang/ Ji Woo berlanjut. Ingatan Ji Woo selama jadi hantu lenyap dan hal itu membuat Sun merasa dia seperti tidak berpacaran dengan Ji Woo yang ia kenal sebagai Jang. Berkali-kali Sun mencoba buat jujur tapi Arang selalu mencegahnya karena takut Sun terluka kalau Ji Woo tak percaya padanya. Belum lagi kehadiran hantu baru yang tau-tau minta-minta dipindahin kuburannya dan agak bar-bar sampai mau membunuh Sun. Makin pelik, deh ceritanya.

Secara plot, buku ini lebih padat daripada buku pertamanya, tapi entah kenapa waktu membacanya ada beberapa kali saya merasa kurang nyaman (mungkin karena saya nggak suka tipe cewek kayak Su Jin sama Hye Rin apa Hye Jin ya?). Tapi lepas dari itu semua, buku ini sama menghiburnya dengan buku pertama, kok. Ide dasarnya unik dan bikin cerita ini segar.

Saya suka Araaang <3

Kamis, 03 Januari 2013

Talisman of El (Talisman of El #1) by Alecia Stone

4 stars

Title: Talisman of El
Author: Alecia Stone
Genre: YA, Fantasy

Synopsis:

WHAT IF YOUR WHOLE LIFE WAS A LIE?

One Planet.


Two Worlds.


Population: Human ... 7 billion.


Others ... unknown.


When 14-year-old Charlie Blake wakes up sweating and gasping for air in the middle of the night, he knows it is happening again. This time he witnesses a brutal murder. He's afraid to tell any one. No one would believe him ... because it was a dream. Just like the one he had four years ago - the day before his dad died.


Charlie doesn't know why this is happening. He would give any thing to have an ordinary life. The problem: he doesn't belong in the world he knows as home. He belongs with the others.




My Review:
First time I saw this cover on netgalley, I fell in love. It made me feel that the story inside is good, so I requested it. And I was so happy when I got the permission to download it and I started read it right away.

The story first began with Derkein and his father, I like Derkein so much! And then the story moved to Charlie, Alex and Richmond. Charlie always got nightmares, and the nightmares are always mean something, not just a simple dream. And then the adventure began when the three met Derkein.

The plot was amazing! I was really excited to know more and more and couldn't stop reading. I don't want to tell the story even a bit because I'm afraid I'll tell spoiler!! I can't wait to read the second and the third books!

Rabu, 02 Januari 2013

Perfect Ten by Delia Angela

3,5 stars

Judul: Perfect Ten
Penulis: Delia Angela
Genre: romance, YA, drama

Sinopsis:

Perfect Ten -sesuai namanya- beranggotakan sepuluh pria tampan yang bertalenta. Boyband idola asal Korea Selatan ini debut tiga tahun silam dan mencapai puncak karier setelah single 'Go Away!' menduduki peringkat pertama selama 32 minggu di tangga musik Korea, Jepang, dan Taiwan.

Park Hyun Ah -gadis asal Mokpo- yang bercita-cita menjadi penyanyi, rela menjadi pengurus asrama Perfect Ten demi sebuah peluang audisi. Dan ketika kesempatan itu datang, sebuah bencana mengacaukan segalanya.

Apakah ia masih mampu bertahan di Seoul ketika kesempatan itu sirna? Belum lagi saat gadis itu harus kehilangan orang yang dicintainya...

My Review:
Pertama baca, kiceeeer sama nama-namanya. Nama Korea itu mirip-mirip... ada Ji Hoon, ada Jin Ho... ada Yong Jin ada juga Yong Joon... terus anggota boybandnya ada 10 orang pula. Wuah, susah banget inget satu-satu. Meski untunglah setelah pertengahan saya mulai 'ngeh' siapa yang Jong Woon, Ji Hoon, Yong Jin, Jun Su, Joon Ki, Ha Won, Dong Hee sama Jin Ki. Dua cowok sisanya kayak Jin Ho sama... Yong Joon itu saya masih nggak terlalu paham. Tapi emang nggak terlalu gimana sih karena tokoh yang paling ditonjolkan di sini tentu aja Hyun Ah, Jong Woon dan Ji Hoon.

Tapi saya acungin jempol, deh, segini aja udah cukup buat ngebuktiin kalau Delia bagus membuat karakter masing-masing... semuanya punya ciri khas yang membedakan. Dan terasa juga beberapa karakter sangat mirip sama member SuJu (iya, inspirasinya dari mereka kan ya?). Jun Su itu terasa banget Leeteuknya, Donghee itu Shindong, Ji Hoon itu Siwon... terus kalau nggak salah nebak... Jong Woon itu Yesung. Sisanya sih saya nggak terlalu ngeh.

Karakter favorit saya Jong Woon sama Yong Jin.

Karakter yang paling saya nggak suka itu Chan Seong Ajjushi!

Terus... entah cuma saya doang yang ngerasa apa nggak... perpindahan adegannya agak kurang enak terutama di awal-awal cerita dan endingnya... cuma gitu aja?