Senin, 21 April 2014

Song of Will by Jason Abdul

♥ (2,5 stars)
Judul: Song of Will
Penulis: Jason Abdul
Genre: romance, drama, YA
Penerbit: Moka Media
Halaman: 258 halaman
Sinopsis:


"Akan kuberitahu siapa yang kusukai."

William, harus melawan kesedihan setelah kepergian sahabatnya ke Swiss.
Laura, berpikir kecantikannya bisa memberi segala yang tak bisa diberikan keluarganya yang hidup sederhana.
Evan, berjuang melupakan masa lalu yang kelam saat hidup di jalanan.
Nana, belajar mengambil keputusan sulit untuk menyatukan kembali keluarganya yang berantakan.

Empat remaja yang berusaha memahami diri sendiri serta arti mencintai keluarga. 
Keempat-empatnya punya topeng yang ingin mereka lepaskan. 
Keempat-empatnya punya rahasia yang ingin mereka bagi. 

Sebab semua orang punya masa lalu. Dan mimpi.

My Review:

Pertama-tama, saya mau bilang terima kasih banyak pada Mbak Dyah Rinni yang telah memberi kepercayaan pada saya untuk membaca dan mereview buku ini. Jujur aja, udah lama juga saya penasaran pengen baca meski masih ada ragu buat membelinya di toko buku. Tapi akhirnya, berkat Mbak Dyah rasa penasaran itu terbayar! Hehe....

Buku ini adalah debut dari Jason Abdul yang juga seorang editor fiksi di sebuah penerbit. Konon, buku ini ditulis sebelum penulis menjadi editor alias udah lama banget. Tapi tentunya pembaca nggak akan repot-repot mempertimbangkan hal tersebut, apalagi buku ini baru terbit. Saya sendiri pun beranggapan naskah ini pastinya udah melewati pengeditan dan proses baca ulang oleh penulisnya.

Secara keseluruhan, cerita ini punya potensi untuk menjadi sebuah karya yang sangat bagus. Cerita tentang empat orang yang saling terhubung oleh sesuatu yang bernama cinta, dan juga musik. Sayangnya, eksekusi yang dilakukan oleh penulis nggak memenuhi ekspektasi saya itu. Endingnya pun terkesan terburu-buru terutama pas pensi (aku mau lebihhh... xD).

Buku ini buat saya terlalu tipis untuk bisa menampung kisah 4 orang yang punya masalah-masalah rumit seperti Will, Evan, Laura, dan Nana. Karena ingin menunjukkan apa saja yang dialami 4 karakter ini, akhirnya penulis jadi kehilangan fokus utamanya. Sampai lebih dari separuh buku saya masih bertanya-tanya... ini cerita mau dibawa ke mana? Terlebih lagi judul buku ini jelas-jelas mencerminkan musik. Tapi justru kisah tentang kesukaan Will menyanyi dan konflik di dalam Lumosnya kurang dibahas, padahal seru, loh.

Mengenai 4 karakter utamanya, tidak satu pun yang saya bisa benar-benar suka. Ini bisa jadi hanya selera pribadi, sih. 

Dari awal cerita, saya udah bisa menebak Will itu sebenarnya seperti apa dari caranya bersikap, dari caranya bicara, bahkan dari deskripsi tentang perasaannya. Ini bisa dibilang kelebihan penulis juga menggambarkan tokohnya. Saya baca buku ini bareng sama teman saya yang juga diminta mereview, dan di pertengahan buku kami berdua bercanda soal Will dan Ben, eh ternyata jadi kenyataan persis pas ending hahaha... jangan-jangan kami berdua punya kemampuan meramal terselubung. #kidding

Karakter Evan yang biasa dipanggil Evil sebenarnya menarik. Tinggi besar seperti orang bule, pernah jadi anak jalanan yang memberontak sama orangtua, dan jago berkelahi. Tapi begitu dia berinteraksi dengan Will dan orangtuanya... image gaharnya langsung hilang. Rasanya janggal mendengar seseorang seperti Evan ngobrol pakai aku-kamu sama teman cowoknya. Btw, setting cerita ini di mana, ya? Saya nyariin dari awal buku nggak ketemu....

Terus Nana, karakter ini salah satu yang bikin saya seringkali mengernyitkan dahi karena nggak percaya dengan tingkah lakunya. Padahal latar belakang Nana bisa aja bikin saya simpati, tapi ternyata saya malah jadi sebel alih-alih kasihan.

Dan terakhir, Laura. Karakter ini paling oke dari ketiga yang lain. Meski saya juga nggak benar-benar suka karena satu dan lain hal, penulis berhasil membuat karakter Laura kuat. Good job!

***

Berikut ini beberapa kesalahan penulisan yang saya temukan. Siapa tahu bisa membantu untuk cetakan ke-2 nanti~

Hal 44 - Will tiba-tiba nyebut dirinya gue. Dia selalu ngomong pakai aku-kamu, kan?
Hal 63 - typo membungkam jadi membungkan
Hal 80 - typo suasana jadi suasanan
Hal 82 - paragraf kedua terakhir harusnya pakai tanda tanya bukan titik karena dimulai dengan kata 'Kenapa'
Hal 83 - typo berwibawa jadi beribawa (ada 2 dalam 1 kalimat)
Hal 130 - menurut saya kata yang lebih pas daripada kuah siomay adalah saos/ sambal siomay :D
Hal 151 - typo tubuhnya jadi utbuhnya
Hal 164 - kalimatnya aneh: "Itu kan untuk diri sendiri, dan sah saja punya memikirkan diri sendiri."
Hal 190 - typo dikeroyok jadi keroyok, typo melakukannya jadi melakukannnya
Hal 192 - typo mini market jadi minimarket
Hal 193 - typo terkena jadi terkana

***

Nice debut! Saya menantikan buku-buku berikut dari Jason. ^^


XOXO,


0 komentar:

Posting Komentar