Selasa, 26 Februari 2013

Maut di Nirwana by Francine Pascal

3 stars
Judul: Maut di Nirwana
Penulis: Francine Pascal
Genre: Thriller
Sinopsis:

Bu Wakefield dan kedua putrinya, si kembar Elizabeth dan Jessica, mengunjungi sebuah spa yang juga menjadi pusat perawatan kecantikan dan kebugaran yang paling ternama di California. Mereka seperti menemukan 'surga' di tempat itu. Keasrian alam yang berpadu dengan kemewahan serta pelayanan tanpa cela.

Namun ada saja yang mengusik pikiran si kembar, seperti ketampanan dan kecantikan para pelayan yang luar biasa bagai dewa dan dewi. Juga berlebih-lebihannya perhatian sang pemilik spa pada ibu mereka.

Bahkan kegembiraan mereka berangsur-angsur menguap. Jessica menemukan mayat seorang pramusaji yang sebenarnya berniat menemui ibu mereka. Elizabeth mendapatkan fakta bahwa semua karyawan adalah orang-orang 'broken home'. Puncak ketegangan: ibu mereka lenyap ditelan air terjun!

Si kembar berusaha menyingkap misteri spa dan menemukan ibunya. Tetapi apa hasilnya jika ternyata maut sudah menanti mereka?

My Review:

Baca cerita tentang si kembar Wakefield ini bikin kangen masa sekolah. Dulu saya hobi banget baca serial Sweet Valley meski sekarang kebanyakan udah lupa ceritanya kayak apa. Yang saya masih ingat cuma Elizabeth pacarnya Todd. Hahahaha.

Maut di Nirwana ini bercerita tentang sebuah spa keren yang digambarkan begitu indah seperti 'surga'. Rasanya saya sendiri jadi ingin mencoba pergi ke sana dan menikmati semua fasilitas sambil cuci mata ngeliatin karyawan-karyawatinya yang cakep-cakep. Tapi dari awal saya sendiri udah ngerasa aneh... kok bisa semua karyawannya ganteng dan cantik semua. Kayak dewa-dewi segala. Biasanya orang-orang yang seperti itu, apalagi masih usia-usia remaja-dewasa muda pasti lebih suka berada di luar memamerkan keelokan mereka. Jadi model atau artis misalnya. Terus makin aneh lagi ketika mereka semua ternyata sama sekali nggak boleh keluar dari wilayah spa. Kok ngekang banget, ya. Baru deh begitu makin baca... terungkap semua dan tidak disangka-sangka ternyata Bu Mueller begitu licik.

Saya selalu merasa kasihan sama cewek seperti Enid. Nggak bisa disangkal kalau semua orang pasti pernah merasa minder kalau penampilan mereka biasa aja tapi temenannya sama yang cantik-cantik. Melihat teman sendiri dipuja-puja sementara diri sendiri nggak laku itu bukan hal yang gampang. Pasti akan ada rasa iri meski cuma secuil. Apalagi waktu Jessica dengan teganya merebut perhatian Alex dari Enid... duh saya sampe ngerasa kepengin jitak Jessica. LOL.

Terus tokoh Katya juga kasihan... T__T

Kejahatan terselubung yang dilakukan Bu Mueller ternyata memiliki alasan yang menyedihkan juga. Rasa minder yang berlebihan yang bikin obsesi tidak sehat timbul dalam dirinya.

Buku ini mengingatkan pembacanya untuk mencintai diri sendiri apa adanya, bahwa kecantikan yang sebenarnya itu datang dari hati.

Sabtu, 23 Februari 2013

Pengurus MOS Harus Mati by Lexie Xu

4 stars
Judul: Pengurus MOS Harus Mati
Penulis: Lexie Xu
Genre: teenlit, thriller
Sinopsis:


Hai, namaku Hanny Pelangi, dan hidupku saat ini bagaikan sederetan mimpi buruk.

Awalnya semua terlihat luar biasa. Aku sedang menikmati liburan yang menyenangkan bersama sahabatku, Jenny, di Singapura saat aku diminta pulang oleh pacar baruku, Benji, sang ketua OSIS, lantaran aku terpilih menjadi salah satu pengurus MOS. Wow! Terpilih menjadi anggota tim elite dan mendapat kesempatan menyiksa murid-murid baru? Siapa yang tidak mau?

Namun semuanya ternyata tidak seindah yang kubayangkan. Belum apa-apa rapat kami sudah diteror oleh seorang cowok bengal yang tidak naik kelas, sangat membenciku, dan hobi membuatku malu. Pokoknya, cowok yang minta diinjak mukanya deh.

Urusan ini bertambah parah saat Benji mengajak kami mengarang kisah horor bohongan seputar sekolah kami. Maksudnya sih untuk menakut-nakuti anak-anak baru. Tak disangka, kisah-kisah horor bohongan itu malah menjelma menjadi kenyataan. Satu demi satu pengurus MOS mengalami kecelakaan mengerikan yang tidak bisa dijelaskan. Puncak-puncaknya, nyawaku nyaris melayang.

Apakah yang menyebabkan kecelakaan-kecelakaan ini? Kutukan kisah horor yang berbalik menimpa kami? Anak baru yang dendam pada kami?

Kalau memang begitu, mengapa semua petunjuk mengarah pada Jenny?


My Review:
Kayaknya ini pertama kalinya baca teenlit Indonesia yang genrenya thriller. Dan nggak mengecewakan karena jalan ceritanya ngalir dan seru ngikutinnya. Meski aku belum baca Obsesi, nggak ada masalah karena ceritanya berbeda. Tokoh utamanya pun ternyata beda juga.
Tokoh Hanny dan Frankie lovable banget. Walaupun dua-duanya suka nyebelin tapi ada sisi di mana mereka bikin saya geregetan dan gemas. Kak Lexie bisa banget ngebentuk karakternya. Top.
Cerita-cerita horor yang dikarang dan diaplikasikan ke kejadian itu juga bagus, deh. Paling kasihan sama yang dialami si cewek manis Violina... :(

Saya bakal baca Obsesi dan buku lanjutan PMHM ini xD Seru.

Jumat, 15 Februari 2013

For One More Day by Mitch Albom

5 Stars
Judul: For One More Day (Satu Hari Bersamamu)
Penulis: Mitch Albom
Genre: Drama, Inspirational
Sinopsis:


For One More Day adalah kisah tentang seorang ibu dan anak laki-lakinya, kasih sayang abadi seorang ibu, dan pertanyaan berikut ini: Apa yang akan kaulakukan seandainya kau diberi satu hari lagi bersama orang yang kau sayangi, yang telah tiada?

Ketika masih kecil, Charley Benetto diminta untuk memilih oleh ayahnya, hendak menjadi "anak mama atau anak papa, tapi tidak bisa dua-duanya." Maka dia memilih ayahnya, memujanya---namun sang ayah pergi begitu saja ketika Charley menjelang remaja. Dan Charley dibesarkan oleh ibunya, seorang diri, meski sering kali dia merasa malu akan keadaan ibunya serta merindukan keluarga yang utuh.

Bertahun-tahun kemudian, ketika hidupnya hancur oleh minuman keras dan penyesalan, Charley berniat bunuh diri. Tapi gagal. Dia justru dibawa kembali ke rumahnya yang lama dan menemukan hal yang mengejutkan. Ibunya---yang meninggal delapan tahun silam---masih tinggal di sana, dan menyambut kepulangannya seolah tak pernah terjadi apa-apa.

My Review:

Ini buku kedua Mitch Albom yang saya baca. Ceritanya lebih ringan daripada Tuesdays with Morrie, tapi buat saya kesan yang ditinggalkan Tuesdays with Morrie jauh lebih dalam. Meskipun begitu, bukan berarti buku ini tidak bagus, buktinya saya memberi buku ini bintang lima. Hehe. Buku ini juga penuh dengan nilai moral yang bisa dipetik untuk dijalani dalam kehidupan, juga untuk introspeksi diri terutama dalam hubungan antara anggota keluarga.

Buku ini sedikit mengingatkan saya dengan bukunya Shel Silverstein yang The Giving Tree. Di mana ibu Charley selalu mencintai Charley dengan tulus, memberikan semua yang bisa diberikan meskipun Charley tak pernah sekali pun membelanya. Saya suka sekali tiap-tiap bab yang menceritakan waktu-waktu ketika ibu membela Charley dan Charley tidak membela ibu. Saya jadi mengingat kembali bagaimana hubungan saya dengan ibu saya sendiri. Seringkali seorang anak memang tidak menyadari 'cinta' seseorang yang begitu dekat sampai akhirnya kehilangan seseorang itu. Dan saya tidak mau kalau saya harus menyesal seperti itu, karena kesempatan ajaib seperti yang dialami Charley itu sangat langka.

Buku ini bikin saya pengin peluk ibu saya terus jadinya. Bikin saya nggak mau sampai nyakitin perasaannya.

Sekian xDDD

Minggu, 03 Februari 2013

Kehidupan di Pintu Kulkas by Alice Kuipers

5 stars
Judul:
Life on The Refrigerator Door / Kehidupan di Pintu Kulkas
Penulis: Alice Kuipers
Genre: Slice of life, Drama
Sinopsis:

KALAU HIDUPMU TAHU-TAHU BERANTAKAN, SANGGUPKAH KAU BERPEGANG PADA CINTA?

Kehidupan di Pintu Kulkas adalah tentang pesan-pesan di kulkas antara seorang ibu dan putri remajanya, Claire. Pesan yang dibuka dengan kehidupan yang serba bergegas, tak ada waktu untuk bicara dan bertemu, kemudian berkembang menjadi sesuatu yang sangat dalam: kesadaran bahwa cinta berarti menyediakan diri kita bagi orang yang kita cintai.

My Review:
Buku ini begitu sederhana, selesai dalam sekali baca. Isinya, seperti yang tertulis di sinopsis adalah percakapan antara seorang ibu dan putrinya lewat pesan-pesan di kulkas. Meski hanya berupa pesan-pesan, pembaca bisa ikut merasakan apa yang tengah dialami kedua tokoh ini, bisa membayangkan apa yang tengah terjadi di antara keduanya.

Bagi saya pribadi, buku ini membuat saya kembali berpikir... seberapa jauh saya mengenal ibu saya? Seberapa banyak percakapan bermutu yang saya lakukan dengan beliau? Terlebih lagi pertemuan saya dengan ibu saya jauh lebih sering daripada Claire dengan ibunya. Dan juga, buku ini mengingatkan saya... untuk melakukan yang terbaik ketika masih bisa, ketika belum terlambat.

Buku sederhana ini bisa membuat saya meneteskan air mata (atau saya yang memang cengeng, ya?) dan meninggalkan kesan yang dalam. Jadi, bintang 5 saya hadiahkan untuk buku ini.

Jumat, 01 Februari 2013

Weird Things Customers Say in Bookshops by Jen Campbell

5 Stars
Title: Weird Things Customers Say in Bookshops
Author: Jen Campbell
Genre: comedy, non fiction
Synopsis:

From the hugely popular blog, a miscellany of hilarious and peculiar bookshop moments:
'Can books conduct electricity?'
'My children are just climbing your bookshelves: that's ok... isn't it?'

A John Cleese Twitter question ['What is your pet peeve?'], first sparked the 'Weird Things Customers Say in Bookshops' blog, which grew over three years into one bookseller's collection of ridiculous conversations on the shop floor. 

From 'Did Beatrix Potter ever write a book about dinosaurs?' to the hunt for a paperback which could forecast the next year's weather; and from 'I've forgotten my glasses, please read me the first chapter' to'Excuse me... is this book edible?'

This full-length collection illustrated by the Brothers McLeod also includes top 'Weird Things' from bookshops around the world.

My Review:

This book is recommended to everyone who needs something to laugh at... LOL.

Thanks to this book so I can spend some time in my busy schedule to giggle... everytime I feel bad or mad, I read one or two stories... and voila, I feel better... That's why I take quite long time to finish this book hehehe...

Some stories are really funny, some are quite confusing but as a total, this book is great. I really laugh when reading about a customer that refused to read the first book of Harry Potter but then complaining because he didn't know who Voldemort is. LOL... And also the one that only want to read a book if Robert Pattinson is in it. Crazy...