3 (Tiga) by Alicia Lidwina
★★★★★
Judul: 3 (Tiga)
Penulis: Alicia Lidwina
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Genre: Metropop, Romance, Realistic Fiction
Format: Paperback, 320 halaman
•••
Sinopsis:
“Selama seseorang masih memiliki sesuatu untuk diperjuangkan, dia tidak akan bunuh diri. Kecuali jika memang bunuh diri adalah satu-satunya cara mempertahankan apa yang dia perjuangkan.”
Kalimat Hashimoto Chihiro membekas di kepala Nakamura Chidori, bahkan setelah perempuan itu bunuh diri. Apa sebenarnya yang mengubah pandangan hidup Hashimoto sampai dia mengakhiri hidupnya? Mungkinkah karena Nakamura tidak pernah menepati janjinya? Mungkinkah karena Nakamura menyimpan perasaan kepada Sakamoto, yang seharusnya merupakan sahabat mereka?
Setelah tujuh tahun tidak bertemu, Nakamura harus kembali berhadapan dengan masa lalunya. Di antara memori akan persahabatan, janji yang diingkari, impian, dan cinta yang tak berbalas, tersembunyi alasan kepergian Hashimoto yang sebenarnya.
•••
Review:
(review ini mengandung sedikit spoiler)
Aku selalu menyukai buku-buku yang membuatku merenungkan kehidupan, menilai dan membandingkannya dengan kehidupanku sendiri. Buku ini melakukan hal tersebut selama aku membacanya, dan juga setelah aku merampungkannya. Aku berpikir, aku merenungkan, aku mengolah kembali ceritanya dalam kepalaku, melontarkan tanya pada hal-hal yang menurutku tidak mungkin terjadi begitu saja tanpa ada alasannya. Mungkin bintang lima terlalu banyak untuk disematkan pada buku ini, tapi setidaknya buatku, bintang lima itu sudah tepat.
Nakamura Chidori, seorang perempuan yang merasa dirinya biasa-biasa saja, bahkan terkadang dia merasa dirinya di bawah itu hingga kerap merasa dirinya tidak pantas mendapatkan hal-hal yang baik dalam hidupnya. Sifat Nakamura inilah yang membawa cerita dari awal hingga akhirnya. Kalau bukan karena sifat tersebut, barangkali akhir kisah ini akan berbeda dan tidak begitu pahit. Mungkin akan bahagia, dan akhirnya kisah ini hanya akan jadi kisah biasa.
Nakamura berulang kali merasa insecure dan memendamnya sendiri, mengambil keputusan sendiri, lalu menyesalinya belakangan. Walaupun aku kesal dengan sifat Nakamura ini, aku juga merasa ada cukup banyak orang yang mirip seperti Nakamura di dunia ini.
Nakamura memiliki dua orang sahabat yang begitu baik dan perhatian, kebaikan mereka membuatnya merasa gundah, takut jika sewaktu-waktu dua orang itu direnggut darinya. Rasa takut itu malah membuat Nakamura-lah yang menjadi orang pertama yang memutuskan untuk pergi. Membuat Nakamura melupakan janji-janji yang telah dibuatnya dengan Hashimoto dan Sakamoto. Juga membuatnya tidak mampu menyadari perasaan Sakamoto kepadanya selama bertahun-tahun. Dan yang menjadi penyebab utama kenapa Hashimoto akhirnya memutuskan untuk bunuh diri.
Lalu endingnya itu... aduh, pas banget rasanya. Aku suka banget arti dari angka 3 yang menjadi judul buku ini dan jadi pesan terakhir Hashimoto sebelum mati.
Penulis pandai merangkai kalimat-kalimatnya. Mengalir dengan ritme yang tidak terlalu lambat, tapi juga tidak terlalu cepat. Lalu settingnya pun terasa sangat Jepang sekali meski penulisnya belum pernah ke sana.
Banyak kalimat yang bisa dikutip di sini, salah satunya adalah:
Ada sesuatu yang hilang setiap kali kau bertemu dengan teman lamamu. Kata lama dalam istilah tersebut seolah menjadi pengekang yang membekukan lidah. Kau akan kehabisan kata-kata bahkan meski kau menyimpan kenangan manis bersamanya. Kau tahu kau tak akan bisa kembali ke masa-masa itu, dan itulah yang membuatmu membujur kaku--mengutuk kelalaianmu sendiri untuk mengklaim balik posisi yang seharusnya sudah menjadi milikmu: seorang teman.
"Untuk apa pendapat orang lain, jika pada akhirnya, semua manusia akan kembali pada diri mereka sendiri.
Menggali.
Menemukan.
Dan membenci diri mereka sendiri yang sudah terkubur ribuan topeng yang diciptakan orang lain."
Sebagai buku debut, ini luar biasa. Karakter favoritku di sini adalah Hashimoto Chihiro. Dia karakter yang unik tapi juga relatable.
Maafkan kalau reviewnya agak enggak jelas, aku selalu kesulitan mereview buku-buku yang aku suka. Hehehe....
Kalau belum baca buku ini, bacalah. Enggak akan menyesal, kok.
XOXO,
0 komentar:
Posting Komentar